Twenty five days after “the rock” passed away


Helow Opung!
How are you up there? Have you met my father? Ow .. I know. I’m sure you both are talking about boxing right now. Ok, I just say hi. Do not worry about us, especially Uti & Opung boru. We will take care of them
Deo Gratias!

Sekilas dari AAT di Masa Adven


Sekilas dari AAT di Masa Adven

Sesuai dengan proposal permohonan beasiswa yang masuk ke AAT, maka mulai JANUARI 2012, AAT kembali menambah anak asuh (mencari orangtua asuh/donatur). Semua sekolah sudah kami survey dan diputuskan untuk dibantu.

Mohon bantuan bapak/ibu jg seluruh kenalan, teman, keluarga maupun relasi yang bersedia untuk ikut berpartisipasi menjadi orang tua asuh.
Untuk menjadi donatur, caranya sederhana, yaitu :

Mendaftar menjadi orangtua asuh melalui SIANASAAT http://www.anakanakterang.web.id/web/sianas (huruf kecil semua)

setelah menerima username dan password dari WEB ADMIN AAT, login ke halaman orangtua asuh (agar tidak mengalami kesalahan, password bisa di-copy dan di-paste langsung) Setelah masuk ke SIANAS AAT, gantilah password awal dengan password baru yang mudah diingat.

Jika mengalami kesulitan login — hubungi WEB ADMIN di beasiswa@anakanakterang.web.id

Untuk memilih anak asuh, bapak/ibu bisa memilih menu DONASI – PENDAFTARAN DONASI, akan tampil daftar anak asuh (termasuk profil anak asuh) yang belum ada donaturnya. Klik SELECT pada baris nama calon anak asuh yang akan dibantu.

Selanjutnya, kirimkan beasiswa ke rekening AAT (bisa bulanan, 3 bulan, 6 bulan, per tahun), dan setiap bulannya, penanggungjawab anak asuh ybs akan membayar SPP ke masing-masing sekolah pada tanggal 10 setiap bulannya dan mengirimkan bukti pembayaran SPP. Raport akan dikirimkan setiap semester.

Beasiswa dikirimkan ke rekening AAT :

Bank BCA KCP Kusumanegara – Yogyakarta
a.n. Mariani
a/c. 846 500 8004

Bank Mandiri KCP Yogyakarta Gejayan
a.n. Mariani
a/c. 137-00-0705656-3

Jangan lupa cantumkan berita : “SPP Anak Asuh” dan kirimkan konfirmasi melalui SIANAS AAT atau email kepada :
hadi_santono@mail.uajy.ac.id dan mariani_liauw@yahoo.com Beasiswa dimulai bulan JANUARI 2012 dan mulai dari 25rb per bulan.

Kami menantikan uluran tangan kasih dari bapak/ibu agar anak-anak bisa terus sekolah …
Terima kasih & Berkah Dalem

Sekaten Jogja, 2011


Setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan “pesta rakyat” di alun-alun utara Keraton Jogjakarta.

Perayaan sekaten diantaranya meliputi “Sekaten Sepisan” yakni dibunyikannya dua perangkat gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, kemudian pemberian sedekah `Ngarso Dalem` Sri Sultan HB X berupa `udhik-udhik` (menyebar uang) dan kemudian diangkatnya kedua gamelan menuju Masjid Agung Jogjakarta dan ditutup dengan Grebeg.

Kata Sekaten diambil dari pengucapan kalimat “Syahadat”. Istilah Syahadat, yang diucapkan sebagai Syahadatain ini kemudian berangsur- angsur berubah dalam pengucapannya, sehingga menjadi Syakatain dan pada akhirnya menjadi istilah “Sekaten” hingga sekarang.

Puncak acara Sekaten adalah “Grebeg Maulud”, yaitu diusungnya sepasang gunungan berisi pangan keluar dari Masjid Agung setelah sebelumnya didoakan oleh para ulama setempat.  Inilah yang selalu menjadi sasaran wisatawan yang percaya bahwa berebut dan memperoleh sajian pangan dari gunungan Sekaten akan membawa berkah tersendiri dalam hidup serta rezeki dan hasil panen melimpah. Masyarakat Jogjakarta juga percaya bahwa agar mendapat imbalan dari Yang Maha Kuasa, masyarakat harus rela berusaha. Sebagai ” Srono ” (syarat)-nya, mereka harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung, terutama pada hari pertama dimulainya perayaan sekaten. Oleh karenanya, selama diselenggarakan perayaan sekaten itu, banyak orang berjualan sirih dengan ramuannya, nasi gurih bersama lauk-pauknya di halaman Kemandungan,di Alun-alun Utara maupun di depan Masjid Agung Jogjakarta.

Sekaten sebagai pesta rakyat sendiri selain beberapa upacara adat seperti di atas, lebih terlihat sebagai sebuah Pasar Malam. Tidak kurang dari 4 bianglala, 4 rumah hantu, 2 tong stand (atau terpelesetkan sebagai “tong setan”), mobil kereta yang siap mengantar anak-anak berkeliling lokasi pasar malam, juga beberapa arena permainan anak lain di gelar di alun-alun utara ini. Belum termasuk puluhan penjual mainan tradisional seperti mainan truk atau bus dari kayu, kapal othok-othok sampai boneka-boneka cantik ala Barbie. Tiket untuk menikmati permainan dan pertunjukan pun cukup terjangkau, dari 3000 rupiah sampai 5000 rupiah. Hanya saja makanan khas Sekaten yaitu martabak dan bolang-baling saja yang kali ini dijual cukup mahal untuk “harga jajanan Jogja” yang biasa dikenal murah meriah.

Jangan lupa untuk berkunjung ke keraton untuk sekedar duduk sambil menikmati gendhing langgam jawa atau sembari melihat-lihat berbagai artefak-artefak budaya keraton Jogja seperti kereta kencana dan pakaian adat kesepuluh Bregodo (brigade) keraton Jogja.

Sekaten sendiri digelar 1 bulan lebih. Untuk tahun ini sekaten digelar dari tanggal 7 Januari sampai 15 Februari 2011, di mana juga di Jogjakarta baru saja digelar akbar Jogja Java Carnival Desember lalu.  Selama penyelenggaraannya, seluruh wewenang regulasi dan pengelolaan PMPS dipegang oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Jogjakarta karena manyangkut pelestarian budaya nasional yang diakui oleh negara.

Asking for His help


Ada seorang pengembara muda, mengelilingi seluruh gurun untuk bertemu dengan para ahli-ahli kebijaksanaan. Tibalah dia di seorang gubuk seorang sufi. Maka masuklah dia menemui sufi itu dan meninggalkan unta nya tanpa tertambat di halaman gubuk.
Tanya sufi itu, “Kenapa engkau meninggalkan untamu tanpa tertambat di luar?”
Jawab pengembara, “Aku sudah memasrahkan seluruh milikku pada Tuhan, aku percayakan untaku pada Tuhan dan aku yakin untaku akan aman dalam lindungan-Nya”.
Tegas sang sufi pada pengembara itu, “Keluar! Dan ikat unta mu itu bodoh! Kamu tidak bisa memintakan pada Tuhan apa yang bisa kamu lakukan sendiri!!!”

Ambillah…


Banyak orang mengikuti Yesus karena Yesus memberi berlimpah. Hal ini tampak sangat jelas dalam Gereja-Gereja yang mengikuti teologi sukses. Dalam konsep mereka Yesus adalah raja segala raja yang mempunyai segalanya secara berlimpah, maka kalau orang mengikuti Yesus dia akan memperoleh segala sesuatu secara berlimpah. Dalam Gereja Katolik hal ini juga tampak ada. Setiap ada kesaksian dari seseorang, entah ketika ada persekutuan doa atau kesempatan lain, pasti mereka bersaksi bahwa Yesus sudah memberi berlimpah dalam hidupnya. Maka tidak heran bila jarang sekali, bahkan saya tidak pernah mendengar, orang yang masih menderita atau miskin berani memberi kesaksian.
Dalam beragama memang sering dijumpai orang yang bermental pengemis. Allah adalah pribadi yang mempunyai segalanya dan manusia adalah pribadi yang tidak mempunyai segalanya, sehingga manusia hanya bisa meminta pada Allah apa saja yang dibutuhkan olehnya. Doa-doa kita pun penuh dengan permohonan, sehingga dalam Ekaristi yang sebetulnya doa umat sering dikatakan sebagai doa permohonan bahkan kita bukan hanya memohon tapi memerintah Allah sebab banyak kalimat menggunakan kata perintah misalnya “berilah”, “bimbinglah” dan sebagainya serta menghilangkan kata “semoga” yang bermakna permohonan.
Hal kecil saja yang umum terjadi ketika ada pertemuan-pertemuan dan diadakan makan bersama, bila ada orang yang diminta berdoa sebelum makan, maka pada umumnya doanya sebagai berikut, “Ya Allah kami bersyukur atas rejeki yang telah Engkau berikan. Kami teringat akan saudara-saudara kami yang belum dapat makan seperti yang kami terima saat ini. Berilah mereka makanan dan sebagainya..” Bila direnungkan doa semacam ini tampak bagus, tapi aneh. Kita sudah diberi makanan dan rejeki yang berlimpah oleh Allah tapi ternyata kita masih menyuruh Allah untuk memberi pada saudara yang kekurangan dan belum dapat makanan. Mengapa bukan kita yang memberi?
Ibu Teresa dari Kalkuta mengatakan “Yesus aku mencintaiMu bukan apa yang Engkau berikan namun karena apa yang Engkau ambil.” Inilah kehebatan Ibu Teresa. Dia mencintai Yesus bukan sebagai pengemis melainkan sebagai orang yang siap memberikan segalanya pada Yesus. Cinta yang demikianlah yang tidak akan goyah dengan segala yang terjadi dalam hidupnya. Dia tidak akan mudah melarikan diri bila suatu saat datang penderitaan berat yang menimpanya, sebab penderitaan adalah bagian dari keputusan Yesus untuk mengambil sesuatu darinya. Dia rela memberikan segala dan seluruh hidupnya pada Yesus yang hidup dalam diri orang miskin. Dia akan tetap mencintai Yesus seandainya doa-doanya dirasa tidak dikabulkan. Bagaimana dengan kita?

Oleh Ghani

30


Hari ini memulai hidup baru sebagai orang berkepala 3… maksudnya umur 30 J … Tidak tahu apa yang istimewa dengan umur 30 tahun spt halnya umur 17 atau 21 mungkin.Tetapi sepertinya ada yang banyak harus aku ubah mulai hari ini. Banyak hal terjadi di tahun ini. Promosi jadi Asman, menjadi Ketua Lingkungan, dan lebih lagi banyak hal dalam rumah tangga yang menanti.

Diberi tanggung jawab baru yang lebih besar, dengan segala sistem baru yang harus segera di implementasikan, belum juga warisan dari para maestro sebelumnya yang masih berjalan dan mulai banyak muncul masalah-masalah, dan ditambah lagi pekerjaan dari tugas yang lama yang belum bisa dialihtangankan. Segala hari-hari selama ini sering member ketegangan dan itu sering tanpa sadar terbawa sampai ke rumah…

Menjadi Ketua Lingkungan, menggantikan ketua lama yang selama ini punya relasi yang baik dengan banyak orang dan aktivis gereja, punya fasilitas dan kemampuan lebih sehingga bisa memanjakan anggotanya, dan setelah punya pengganti, seolah2 beliau menghilang dari komunitas kami. Ini membuat aku sering bingung karena tidak tahu harus ke siapa.

Semua hal baru di tahun ini imbasnya aku jadi pendiam, tp justu sikap diam itu aku bawa ke rumah. Aku jadi sering membawa stress karena tugas-tugas itu kerumah. Siapa yang jadi korban? Nita, istriku… dan Hayden, putri jagoanku… Padahal jika disadari, siapa yang dengan susah pagi & malam masak kesukaanku, siapa yang menemaniku harus menjemput anggota lingkungan, bahkan menggantikanku mengurusi tugas-tugas lingkungan karena aku sering dinas sementara beberapa pengurus lain kadang tidak bisa diandalkan, atau menemani sampai ketiduran kalau aku masih harus kerja di rumah… Hayden juga jadi korban… kadang mengingat suara dia memanggil-manggil,”papah… papaah… pulang…”. Jangan-jangan aku sering mengabaikannya? Membiarkannya bermain sendiri, karena sewaktu mengajak bermain aku malah sibuk…

Hari ini mestinya aku lebih dewasa, juga hari-hari berikutnya… Sebagai suami, sebagai papa, sebagai ketua lingkungan, sebagai anggota gereja, sebagai anak juga, sebagai pegawai, sebagai atasan walau anggota cuma satu, dan sebagai apapun…

Hunny, Hayden… I love & miss both of you…

Kesempatan Kedua


Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,  mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia

Luk 1:9

Menjadi Benar


“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!”

Kutipan ini diamil dari Lukas 12:49-53 yang menjadi bacaan renungan harian untuk Kamis, 23 Oktober 2008. Bacaan hari ini mengingatkan kita akan posisi kita sebagai orang Kristen, di mana kita dituntut untuk hidup dan bertindak dengan benar seperti halnya yang dicontohkan Yesus. Apa hidup benar di masa sekarang ini? Salah satunya adalah dengan hidup dan bertindak sesuai dengan konstitusi, undang-undang, atau tatanan hidup yang berlaku, terkait dengan panggilan dan perutusan yang kita terima masing-masing. Dan sering sekali untuk menjadi seorang yang berperilaku benar, kita akan menghadapi banyak tantangan. Dengan orang yang sama-sama merasa benar pun kita akan menghadapi gesekan, apalagi dengan orang yang tidak berkehendak untuk berbuat benar.

Saya ingat salah satu cerita bapak saya, di mana beliau harus ‘dibuang’ ke luar jawa akibat didakwa melakukan korupsi. Padahal hal tersebut adalah dakwaan palsu yang dilontarkan rekan kerja-nya sendiri yang akan melakukan korupsi. Kejahatan tersebut akhirnya terbongkar, tapi bapak sudah terlanjur mutasi ke Kalimantan. Waktu itu kakak saya pertama belum lahir, dan mereka tinggal di rumah dinas yang lokasinya dekat dengan hutan yang masih rawan dan jauh dari pasar bahkan keramaian. Namun buah dari kebaikan selalu manis. Di situ lah pertama kali ibu saya mengandung kakak pertama saya dan kemudian di-mutasi-kan kembali ke Jogja.

Sikap keras bapak dalam bersikap jujur juga tak lepas dari ibu-nya. Bahkan yang membuat saya bangga, salah satu anak buah rekannya pun mengatakan, jika ada sepuluh orang saja yang seperti bapak, perusahaan akan jauh dari korupsi. Bapak memang keras kepala, tapi dalam hal kejujuran. Jujur, jujur, dan jujur. Itu yang diwanti-wanti kepada kami. Bahkan bapak pun tidak pernah berminat untuk memasukkan kami setelah lulus kuliah ke perusahaan tempat dia bekerja walaupun bapak sudah ditawari untuk diberi kemudahan tanpa embel-embel apapun.

Menjadi orang Kristen, tentunya yang berperilaku benar seperti di yang bapak saya contohkan kepada kami. Tidak hanya bapak, masih banyak orang Kristen yang karir nya ‘dicegat’ di lingkungan kerja di mana dia mayoritas. Di lingkungan umum pun kita juga sering mengalami kesulitan dengan atribut kita sebagai orang Kristen. SKB 2 menteri tentang pelaksanaan beribadah dan pendirian tempat beribadah pun terkesan memojokkan sehingga sampai sekarang sering saya dengar gereja yang dipaksa untuk ditutup.

Namun mana boleh kita berhenti. Bagaimanapun itu adalah hak kita sebagai orang Kristen untuk selalu menjadi benar. Tapi bukan membenarkan diri. Marilah kita ‘back to basic’ sebagai “manusia (yang) diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan” (St.Ignatius Loyola. LR no 23). Di mana tujuan kita tak lain adalah selalu berusaha menjadi serupa dengan Allah.

23 Oktober adalah peringatan St.Yohanes dari Capestrano adalah pelindung bagi para Pastor/Perawat Rohani Angkatan Bersenjata. Sesuai dengan namanya kiranya para anggota dan pemimpin Angkatan Bersenjata mengandalkan diri pada aneka macam jenis senjata yang mematikan. Seorang yang bertugas di angkatan bersenjata atau apa pun yang berhubungan dengan alat yang dapat menyakiti dan mematikan orang lain hendaknyalah menggunakan alat / senjatanya itu untuk mempertahankan diri bukan menyerang.

“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” (Ef 3:18-19)

Demikian kesaksian Paulus, Rassul Agung,  kepada umat di Efesus. Hendaknyalah kasih menjadi senjata yang utama. Tidak harus menjadi anggota angkatan bersenjata dalam hal ini. Kita pun punya senjata yang bisa menyakiti orang. Kata-kata kita, perbuatan, tindak tanduk, bahkan pikiran. Ingat dan hayatilah betapa lebar, panjang, tinggi dan dalam kasih Allah kepada kita manusia; teruskan dan sebarluaskan kasih Allah tersebut kepada sesama dan saudara-saudari kita. 

CORDIA Caritas Medan Fund Raising


Dalam rangka penggalangan dana, CORDIA-Caritas Medan mengadakan Bazar Amal dgn tema “Bersama Cordia Berbagi Kasih” yang akan diadakan di Lapangan Parkir Gereja Katedral Medan, Jl Pemuda No 1 Medan pada tanggal 13-15 November 2008. Sebagai alat transaksi akan digunakan kupon sebagai pengganti uang tunai yang disebarkan dalam pecahan Rp.5.000,- ; Rp.10.1000,0 ; dan Rp.50.000,-
Acara terbuka untuk siapapun dari suku dan keyakinan apapun, seperti halnya pelayanan CORDIA bagi seluruh bentuk masyarakat dan
hasil dari penjualan kupon akan dipergunakan untuk membantu kegiatan CORDIA dalam kegiatan-kegiatannya yang memiliki semangat “EMPOWERING THE POOR”. Untuk lebih jelas tentang apa itu CORDIA, dapat dibuka di http://cordia.or.id/html/index.php
Untuk mendapatkan kupon dapat dibeli di lokasi atau menhubungi saya.
Terima kasih untuk partisipasinya dan jika berkenan mohon bantuannya menginformasikan ke kerabat dan lingkungan sekitar, .
Gbu

Teori Organisasi


Seperti halnya teori yang lain, pemahaman teori organisasi diawali dari kata “organisasi” itu sendiri. Organisasi diambil dari kata “organon” (Yunani) yang berarti alat, yang bisa kita terjemahkan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama.

Jadi ada dua hal yang penting di sini yang harus ada dan dipahami secara gamblang:

  1. “sekumpulan orang”

    Artinya organisasi terdiri minimal atas dua orang yang punya interaksi satu sama lain

  2. “tujuan” (yang sama)

    Interaksi tersebut terbentuk karena memiliki visi / misi / kegiatan lain yang baik secara terstruktur atau tidak untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran

Di samping dua hal wajib tersebut sebenarnya masih ada “Culture” dan “Environment”, dan mungkin di uraian di bawah akan ada lagi komponen-komponen lain yang muncul bila organisasi dipandang dari sudut yang berbeda dan yang lebih detail.

Organisasi sebagai sebuah teori dapat dipelajari dari berbagai ilmu

  1. Sosiologi (ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat)
  2. Ekonomi (ilmu yang mempelajari sifat manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang/jasa)
  3. Psikologi (ilmu yang mempelajari jiwa/mental terbatas pada manifestasi dan ekspresi jiwa/mental berupa proses, tingkah laku, atau kegiatan)
  4. Politik (ilmu yang mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik)
  5. Manajemen (seni mengatur dan melaksanakan, belum ada definisi jelas)

dan kajian-kajian terhadapnya disebut sebagai studi organisasi, perilaku organisasi, atau analisa organisasi. Dua hal ini yang membentuk perspektif dalam teori organisasi bisa bermacam-macam.

Komponen dasar sebuah organisasi dilihat dari hasil studi organisasi adalah:

  1. Anggota
  2. Tujuan
  3. Kegiatan
  4. Komunikasi
  5. Lokasi
  6. Bentuk
  7. Perilaku dan Budaya

     
     

Kegiatan Dalam Teori Organisasi Klasik

Teori organisasi klasik oleh Fayol (1841-1925) mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :

  1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
  2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
  3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
  4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
  5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
  6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
  • Planning ; kegiatan perencanaan
  • Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
  • Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
  • Commanding ; kegiatan pengarahann
  • Controlling ; kegiatan penngawasaan
  • Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :
  • Pembagian kerja
  • Asas wewenang dan tanggungjawab
  • Disiplin
  • Kesatuan perintah
  • Kesatuan arah
  • Asas kepentingan umum
  • Pemberian janji yang wajar
  • Pemusatan wewenang
  • Rantai berkala
  • Asas keteraturan
  • Asas keadilan
  • Kestabilan masa jabatan
  • Inisiatif
  • Asas kesatuan

 
 

Hubungan Antar Invididu

Dalam organisasi yang dilihat dari sudut pandang hubungan struktural, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para pemimpin organisasi bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.

 
 

Bentuk Organisasi

  1. Organisasi Struktural

    Pada umumnya adalah sebuah organisasi formal yang memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang mengatur operasionalitas dan hubungan antar lembaga dan manusia dalam organisasi tersebut. Contoh organisasi ini jelas, antara lain adalah perkumpulan / serikat / partai, perusahaan, pemerintahan (Negara sebagai sebuah organisasi besar sampai pada tingkat pemerintahan terendah misal Rukun Tangga / Lingkungan). Organisasi struktural merupakan bentuk organisasi dengan kompleksitas tertinggi karena di dalamnya muncul berbagai kepentingan / interest terutama di sisi ekonomi dan politik.

     
     

  2. Organisasi tanpa bentuk

    Organisasi tanpa bentuk pada umumnya diawali dari sekumpulan individu yang memiliki kebiasaan dan kebutuhan yang sama dan tidak memerlukan sebuah anggaran dasar untuk melandasi perilaku dan hubungan antar manusia dalam kesehariannya. Contoh paling sederhana adalah keluarga. Di masa teknologi virtual sekarang ini juga muncul fenomena OTB virtual juga contoh adalah sebuah group milis, virtual society, dan lain-lain, di mana keanggotaan, lokasi, dan hubungannya juga virtual walaupun memiliki kesamaan tujuan atas dasar minat atau kebutuhan. Kondisi ini semakin meng-absurd-kan dasar organisasi yaitu keanggotan, lokasi, dan hubungan, dan juga memperkaya bentuk organisasi itu sendiri.

     
     

  3. Organisasi majemuk

    Organisasi majemuk memiliki keunikan di ketidakkonsistenan antara anggaran dasar dan dengan hubungan antar individunya. Organisasi seperti ini (umumnya) memiliki anggaran dasar yang jelas, tetapi hubungan antar individunya lebih didasarkan sebagai hubungan sosial yang setara dan tidak bersifat fungsional. Fenomenanya adalah bukan pada ketidaktaatan individu untuk menerapkan anggaran dasar, tetapi umumnya berawal dari pada saat organisasi itu terbentuk yang lebih menerapkan hubungan sosial kekeluargaan antar individunya yang kemudian semakin menjadi semakin kompleks karena skala keanggotaan dan pembagian fungsi kerja antar individunya, juga karena organisasi tersebut mulai memerlukan hubungan dengan lingkungannya yang menuntut organisasi tersebut berbentuk secara struktural. Contohnya bisa jadi kelompok agama / sekterial dan lembaga sosial.

 
 

Budaya Organisasi

Perilaku dan Budaya (perilaku yang dilakukan secara konsisten dan sudah menjadi way of life) menampakkan kepribadian dari organisasi tersebut. Sebuah organisasi tanpa disadari memiliki budaya organisasi. Dalam organisasi formal, budaya organisasi perlu didefinisikan dari nilai-nilai dominan yang muncul yang kemudian ditetapkan sehingga membantu keefektifan organisasi tersebut.

Budaya organisasi meliputi:

  1. Pola kepercayaan
  2. Simbol-simbol
  3. Ritual dan Mitos
  4. Nilai praktis

Untuk menemukan budaya organisasi, perlu dipahami dari berbagai sumber antara lain:

  1. Cerita : sejarah, ruang lingkup usaha/kegiatan, hubungan usaha, orang-orang penting, dsb
  2. Ritual : kegiatan-kegiatan yang secara rutin / sering dilakukan misal pemilihan ketua, pemberian hadiah, dll
  3. Simbol material : benda atau perangkat yang sering digunakan

Budaya organisasi pada akhirnya akan menunjukkan identitas organisasi tersebut baik untuk dikenali secara internal maupun eksternal.